Friday, March 03, 2006

"Flu Burung"

1. Pendahuluan

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebakan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza jenis H5N1 pada unggas di konfermasikan telah terjadi di Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan.

Pada Januari 2004 di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan Barat terjadi kematian unggas yang luar biasa yang di akibatkan oleh flu burung, Kemudian awal September 2005 di laporkan bahwa Kebun Binatang Ragunan juga di tutup karena beberapa unggasnya positif terserang Flu Burung.

Kehebohan ini bertambah ketika wabah tersebut menyebabkan sejumlah manusia juga meninggal dunia, menurut data Depkes sampai dengan akhir September 2005 tercatat 42 orang diketahui positif mengidap penyakit flu burung dan di laporkan 6 diantaranya telah meninggal dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus flu burung di Asia Tenggara adalah sudah mencapai status waspada penularan antar manusia atau Pandemic Alert. Dari data WHO dilaporkan sudah 42 orang di Indonesia dicurigai terserang flu burung dan 10 orang diantaranya dilaporkan sudah positif.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyatakan setengah dari 120 kasus flu burung di Asia dapat di sembuhkan dan kembali ke tengah masyarakat. Menurut Steven Bjorge (Perwakilan WHO untuk Indonesia), WHO dan Australia akan kembali mendatangkan bantuan 40 ribu Box Tamiflu(obat penyembuhan gejala awal flu burung)

Melihat kenyataan ini seyogyanya masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kasus flu burung di Indonesia, tetapi harus tetap waspada terutama bagi kelompok yang beresiko karena kita tidak bisa memungkiri virus ini telah menginfeksi manusia.


2. Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-rubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemic dan pandemic. Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N). Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya.

Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat ganas/virulen dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan Hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 oC dan lebih dari 30 hari pada suhu 0 oC. Virus ini akan mati pada pemanasan 60 oC selama 30 menit atau 56 oC selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.

3. Gejala Klinis
Gejala flu burung dapat dibedakan antara pada unggas dan manusia:
a. Gejala pada unggas:

· Jengger berwarna biru
· Borok di kaki
· Kematian mendadak

b. Gejala pada manusia:
· Demam ( suhu badan di atas 38 oC)
· Batuk dan nyeri tenggorokan
· Radang saluran pernafasan
· Pneumonia
· Infeksi mata
· Nyeri otot

4. Masa Inkubasi
a. Pada Unggas : 1 minggu
b.
Pada manusia : 1-3 hari, masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala, pada anak sampai 21 hari.

5. Penularan
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, melalui liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular dari udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoranatau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, kasus flu burung di Asia Tenggara adalah sudah mencapai status waspada penularan antar manusia atau Pandemic Alert.

6. Pencegahan
a. Pada Unggas :

· Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung
· Vaksinasi pada unggas yang sehat

b. Pada manusia :
1. Kelompok beresiko tinggi (Pekerja peternakan dan pedagang)
- Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja
-
Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang positif terserang flu burung
- Menggunakan alat pelindung diri (masker dan pakaian kerja)
- Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja
- Membersihkan kotoran unggas setiap hari
- Imunisasi

2. Masyarakat Umum :
- Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi dan istirahat cukup
-
Mengolah unggas dengan cara yang benar yaitu : pilih unggas yang sehat, memasak daging ayam dengan suhu 80 oC selama 1 menit dan pada telur dengan suhu 64 oC selama 4,4 menit.


7. Pengobatan
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah :
a. Oksigenasi bila terdapat sesak nafas
b.
Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus)
c. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari
d. Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/ Kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila Berat Badan lebih dari 45 Kg debirikan 100 mg 2 kali sehari.Sekarang tersedia dalam merek paten yang sedang di sebarluskan oleh pemerintah yaitu Tamiflu, sayangnya obat ini masih harus di import dari Hongkong dan Australia.

8. Kebijakan Pemerintah
Dalam rangka mengatasi dapat yang ditimbulkan oleh flu burung, Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Memberikan kompensasi bagi peternakan rakyat selama 6 bulan dari 19 januari 30 Juli 2004 berupa DOC dan pakan.
b.
Memusnahkan semua unggas dan ternak termasuk babi yang terserang.
c. Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau unggas yang masih sehst.
d. Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secaraketat terhadap lalu lintas unggas, produk unggas, dan limbah peternakan unggas), untuk daerah yang bebas flu burung.

Kemudian pada tanggal 21 September 2005 Presiden SBY menyampaikan 6 Butir Instruksi Kebijakan dalam rangka mencegah penyebaran flu burung yaitu :
a. Langkah cepat dan tepat menangani unggas dan manusia yang terkontaminasi
b.
Mencegah perluasan wabah denga menlokalisasi dan upaya preventif
c. Pemanfaatan dana dari tiap departemen untuk pencegahan dan pengobatan berapa pun di butuhkan
d. Sosialisasi ke masayarakat untuk mencegah merebaknya virus
e. Membentuk forum khusus flu burung agar ada sinergi
f. Kerja sama dengan negara-negara lain dan komunitas internasional dari segi anggaran, pengalaman dan ahli.

Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari telah menetapkan flu burung sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Nasional, dan melakukan beberapa tindakan diantaranya dengan menetapkan 44 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia dan menunjuk RSPI Sulianti Saroso dan RS. Persahabatan Jakarta sebagai rumah sakit rujukan nasional.Selain itu biaya pengobatan pasien yang diduga tersererang flu burung di tanggung sepenuhnya oleh pemerintah, termasuk pemeriksaan sample darah dan rawat inap.



Daftar Pustaka
1. Deptan RI, Ditjen Bina Produksi, Direktorat Kesehatan Hewan, (2004), Aspek Veteriner dan Epidemiologi Avian Influenza.
2.
Depkes RI, Ditjen Penelitian dan Pengembangan, (2004), Flu Burung.
3. WHO,www.who.int/csr/avianinluenza/country/cases_table_2004_02_12/en/,Confirmed Human Cases of Avian Influenza A (H5N1).
4.
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS. Persahabatan (2004), Priyanti Z. Soepandi, Influensa Burung pada Manusia. 

all about nursing

0 Comments:

Post a Comment

<< Home